Jumat, 20 Februari 2009

Scoop

Saingan yang berubah, mungkin inilah yang dialami koran. Pada awal kemunculannya, koran sebagai wadah berita mempunyai nilai kualitas yang diukur dengan sebuah buku, artinya semakin lengkap dan panjang artikel yang dimuat maka semakin baik pula kualitas koran tersebut. Bertahun-tahun bahkan berabad-abad patrun ini dipertahankan. Kemudian jaman berubah, semua yang lama diganti dengan yang baru, ada invention dan banyak inovation, salah satunya yang kemudian sangat berpengaruh di budaya manusia adalah lahirnya TV.

Sebagaimana kita ketahui, TV adalah media propaganda yang sangat efektif karena TV bisa langsung menjamah dua indra sekaligus, telinga (audio) dan mata (visual). Seorang ahli komunikasi mengatakan bahwa kebohongan yang diucapkan 2000 kali bisa menjadi kebenaran dan hal ini sangat bisa dilakukan oleh TV. TV juga menjebol sekat wilayah, leburnya batas regional ini membidani lahirnya globalisasi. Semua bisa dilihat ketika kejadian sedang terjadi tak perduli dimensi ruang yang memisah-misahkan ribuan pasang bola mata.

Aktualitas dengan bisa menyajikan berita (news) sangat cepat inilah yang menjadi kekuatan utama TV. Kekuatan lainnya terletak pada gambar yang disajikan sangat realis, bergerak, dan berwarna sehingga sering membuat seseorang bisa duduk berjam-jam di depan memandanginya. Itu sajakah kekuatan TV? Tidak. Selain news ternyata TV juga bisa menyajikan entertain yang bisa memacu adrenalin dan memainkan emosi penontonnya naik turun bahkan sampai tak terkendali.

Wow, bagaimana nasib koran, bisakah dia bersaingan dangan mechine satu ini? TV sangat powerfull.

Ternyata bisa, ada celah yang tidak mampu dikerjakan TV yaitu kedalaman, kelengkapan, dan keragaman dimensi suatu persoalan. Hal ini hanya bisa dikerjakan oleh koran bila berita yang dimuatnya adalah total news, atau lebih tepat news in its totality. Setiap total news siap untuk dibedah atau dibuat terbuka untuk diperikan (description), dijelaskan (explanation), dan bersama itu penyelesaian soal ditawarkan (solution). Tinggal bagaimana koran bisa mengejar scoop atau seberapa cepat menyajikan kejutan berita yang selalu berboncengan dengan aktualitasnya TV.

Susah payah bertarung dalam scoop, eh muncul musuh baru untuk koran. Di era digital ini ternyata ada yang telah melebihi TV, yaitu teknologi multimedia dengan internet sebagai pusatnya. Dengan teknologi ini setiap orang bisa serentak mendengar, melihat, dan membaca sesuatu yang berasal dari aneka sumber sesuai dengan yang diinginkannya/selectivable information. Berapapun banyaknya channel, TV tetap tidak mampu memberikan layanan sebagaimana internet. Para pengguna internet atau lebih sering disebut user bisa langsung mengetik di search engine apa yang dia cari, baik itu informasi yang berupa tulisan, gambar, ataupun motion/movie.

*
Berbagai sumber