Kamis, 19 Februari 2009

modernisme: awal

Semua dimulai sekitar tahun 1920-an, ketika itu Van der Rohe, seorang visioner dalam seni ruang dan bangun, sebagaimana kaum muda sekarang merasakan kebosanan atas apa yang ada dan telah terjadi di sekelilingnya, atas seni dokarasi, atas aliran abstak-ekspresionisme yang mengagungkan emosi individual, dan atas-atas yang lainnya. Dia merasa semangat revolusi industri yang telah memacu pola pikir manusia menjadi lebih maju tidak lagi cocok dengan struktur dan konstruksi masyarakat saat itu yang jelas tercermin dalam gedung dan bangunannya. Banyak pemikiran dikemukakan oleh para ahli untuk mencari format arsitektur baru yang sejalan semangat zaman dengan mencoba meninggalkan pengaruh gaya klasik. Sebagian aliran itu ada yang tetap mempertahankan dasar dekoratif tapi dengan merubah elemennya menjadi bentuk non-klasik, aliran ini dikenal dengan sebutan Art Deco. Rohe berusaha mendobrak keluar, akhirnya lahirlah Simplicity yang minimalis sebagai nyawa dalam tiap karyanya, yang kemudian lebih dikenal dengan istilah Modernisme.

Tepat pada tahun 1923 Rohe menelurkan asas ‘less is more’ sebagai eksistensi aliran minimalis yang menekankan sifat esensial dan fungsional, aliran ini percaya kemewahan muncul dari kesederhanaan, penyelesaian dalam struktur dan arsitektur yang detail serta matematis. Fungsionalitas ini akhirnya beranak asas lain dari Le Corbusier yaitu ‘form follows function’, kasarnya Le Corbusier menyebut bahwa dekorasi hanyalah cara untuk menutupi kekurangcermatan arsitektur. Dan lebih dalam lagi dari rentetan asas ini adalah ungkapan ‘ornamen is crime’ yang sangat jelas menolak aliran klasik, dekoratif, dan ornamental. Sejalan dengan Van der Rohe, Corbusier yang juga seorang ahli rancang bangun itu kemudian mengkonkritkan pemikirannya yang lain yaitu purisme yang senyawa dengan minimalis, purisme ini menyatakan bahwa bentuk-bentuk murni seperti bola, kubus, dan piramida mempunyai hukum estetika yang abadi. Dasar inilah yang membuat modernisme mengeksplorasi habis-habisan bentuk geometri murni dan antidekorasi.

Ternyata perkembangan aliran modernisme ini sangat signifikan, minimalis yang esensial dan fungsional dengan bentuk geometris elementer tanpa ornamen-dekoratif yang menjadi karakternya mudah diterima para arsitek Eropa, Amerika. Inovasi material bangunan seperti baja, beton, dan kaca, standardisasi dan efisiensi seolah memberi tantangan baru sekaligus menopang berkembangnya aliran ini dengan begitu cepat. Seiring perjalanan waktu, kehadirannya yang terasa di berbagai belahan dunia membuat aliran ini disebut juga sebagai international style.