Selasa, 05 Mei 2009

citra

Seperti yang kita tahu, seni khususnya lukis sudah ada sejak jaman purba, zaman ketika manusia masih hidup di dalam gua. Obyek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala ini adalah manusia, binatang, dan obyek-obyek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Satu yang menjadi catatan dari semua karya ini, terlepas dari tujuan, teknik, dan bahan serta media yang mereka gunakan untuk berkesenian, bentuk dari obyek yang digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ada bagian-bagian tertentu yang terlihat sengaja ditonjolkan, hal ini disebut sebagai citra, dan citra sangat dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis terhadap obyeknya. Misalnya, pada gambar seekor banteng, tanduk binatang ini dibuat dengan proporsi yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk aslinya. Pencitraan ini dibentuk oleh pemahaman sang seniman yang menganggap bahwa tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam obyek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman sang kreator dan budaya masyarakat di daerahnya.

Dalam seni modern selanjutnya, pencitraan ini menjadi hal yang sangat penting karena berkolaborasi dengan kekuatan imajinasi. Salah satu seniman yang menonjol karena mampu mengoptimalkan citra dan daya imajimasi adalah Salvador Dali, Surrealism yang diusungnya pada tahun 1930-an hingga saat ini masih membuat decak kagum siapa saja yang melihatnya.

Senin, 04 Mei 2009

ide yang sama




Infografis (1) terbit di Harian Seputar Indonesia, Jakarta, infografis (2) terbit di Harian Kompas, Jakarta, dan infografis (3) terbit di Harian Jawa Pos, Surabaya pada 16 Agustus 2008.

Tanpa komunikasi, bahkan desainernya tidak saling kenal, tapi visual yang muncul sama walau dengan bumbu kreativitas masing-masing, pensil.